Rabu, 29 April 2015

Tangis Pagi

manja yang menggelayut
seperti lilin dan air
maaf

sirup dan air ada di warung tetangga, ternyata
aku ingin lihat lekungan
ingin lagi
Tuan..

kembalikan kanvas
olesan bulu-bulu halus
rindu

jatuh
hati
di atas
hati

tak ada gravitasi
memang
tapi tarikan

kembali..


maafkanuntukhatiyangtakbisakutebaksendiri.taktegaakutakuttapiakutakseharusnya.maaf




Kamar kost, 29 April 2015
7.55 WIB





Strawberry in the morning -Cijambu, Sumedang, West Java. (Resti Octaviani)

Selasa, 28 April 2015

Ingin Melihat Senyum


Awalnya, datang untuk tugas deskripsi tempat. Mata kuliah Penulisan Berita Khas. Ditemani dia yang selalu sabar dan menemani beberapa liputan. Makasih ya ({})


Kunjungan kedua, bersama teman SMA. Untuk tugas dengan mata kuliah yang sama, PBK. Kali ini berita dengan topik KAA. Namun, saya mengambil angle yang berlokasi di tempat itu. Berkeliling, melihat goresan warna, bentukan benda, dan menjadi sesuatu yang dulu ku cintai.

Warna
Goresan
Bentuk
Akhir, terserah mau dilepas di mana
di dinding?
di langit-langit kamar?
di atas meja?
di atas laci?
suka-suka

Siang itu, undangan dari Pak Rahmat Jabaril sampai di telinga.
Sore dengan rintik hujan, diskusi filsafat dan seni.
Di ruangan terbuka, "bekas caffe yang tak laku" katanya.



Aku bertemu dengan dia, orang yang sempat aku tulis karena pensosokannya dalam artikel yang terpajang di daun pintu

Siapakah Qiyam Krisna Aji? yang tak goyah pada hukum-hukum bentuk dengan pemacu dari teriak tawa dan gerak anak-anak.
"Kekuatan imajinasi seolah tak jemu-jemunya melabrak tanda-tanda Urban dengan mengeksplorasi media-media temuan sebagai media baru dalam penciptaannya. Batas gang, tanda kota dan hal-hal yang berkaitan dengan ruang pembatas, pada akhirnya diruntuhkan mutlak oleh garis, warna, dan bentuk imajinasi Qiyam."
"kini ku tahu kau tak pernah menatap matahari,
berlarilah terus di bawah sinar rembulan ,
berlarilah untuk sajak2 tak bersuara."

Aku juga bertemu dengan teman Qiyam,
mirip Kak Agung Faperta yang super nyebelin selalu ganggu tidur aku yang di mana aja, dan muka yang dipadukan dengan sosok Viki/Eki/Rifky teman sekelasku. Ada paduan sosok Eki temanku saat sekolah dasar juga, dia Eko.


Dan tempat itu, selalu mempunyai alasan untuk kembali.
Mungkin penelitian untuk mata kuliah penelitian kuantitatif jurnalistik atau MPK 1 pun akan di sana. Mungkin MPK 2 di sana.
Mungkin untuk sidang u
smas data yang akan diperoleh di sana.
Mungkin untuk skripsi dua tahun yang akan datang pun di sana.




























Dago Pojok
dan sebuah senyuman











Jatinangor, 28 April 2015
16.18 PM


Rabu, 01 April 2015

Pejamkan



Mata terpejam, hati yang menahan
Bukan otak dan tubuh yang diam

Mata terpejam, menerawang nanar
Bukan suasana yang gelap

Mata terpejam, menikmati mimpi
Bukan bunga tidur

Dunia roboh,
Yang ia dengar, bukan yang mereka dengar
Yang ia lihat, bukan yang mereka lihat
Yang ia ucap, bukan yang mereka ucap
Yang ia pikir, bukan yang mereka pikir

Mereka bilang,
"ia di atas awang"
"ia terlelap"

Namun...
Ia berjalan
Halau bisikan





Tol Padalarang, Bandung
31 Maret 2015
20.56 WIB