Jumat, 29 Januari 2010

Perhatian!!!!

Diberitahukan kepada seluruh pengunjung blog saya untuk tidak mengcopy sambil mengakui arsip-arsip blog saya yang ada sebagai karya anda. Disengaja maupun tidak disengaja. Jika anda melanggarnya, maka akan dikenakan denda.

Terima kasih.

Kamis, 28 Januari 2010

Kau Bisikkan Cinta Kembali

(EcHi Qirey)

Penungguan

Tuk menjadi satu
Terasa lama dan sulit

Hasrat tuk menyatu
Terpisahkan oleh waktu
Dan sahabatku

Namun kini
Hasrat itu mulai menyatu
Ketika,
kau bisikkan cinta kembali

Minggu, 24 Januari 2010

Gaya Berpacaran pada Remaja Sekarang


Pacaran? Mungkin sudah tak asing lagi terdengar di telinga kita. Atau bahkan mungkin sudah tak jarang lagi dilakukan dengan gaya yang menyeronoh oleh remaja sekarang.

Seperti tatap-tatapan, ngobrol, dan becanda berduaan. Bahkan sekarang sudah tak asing terdengar kata
cibuy, istilah dari kata ciuman bibir. Padahal itu semua dilarang oleh agama. Terutama agama Islam yang selalu berpegang teguh pada kitab suci Al-Quran.

Kembali pada persoalan tadi. Pacaran menjadi gaya dalam kehidupan remaja sekarang. Dimulai dari anak SD, SMP, SMA, dan ke atasnya. Dan yang menghawatirkan adalah cara para remaja sekarang berpacaran itu sendiri. Tidak memikirkan etika.

Saya sendiri yang seorang remaja, sangat khawatir dengan kelakuan teman-teman sekarang pada gaya berpacaran. Lebih baik kita konsenkan pikiran kepada pelajaran, dan jangan dulu pacaran . Karena pacaran dapat berakibat fatal. Terutama bagi para gadis.

Karena itu, ayo kita jauhkan dulu berpacaran dan dekatkan pelajaran!!!!!!!!!!!!!!!

Sabtu, 23 Januari 2010

Biarkan Iba_ku yang Menemanimu

(EcHi Qirey)


Teman,
Sungguh ku tak tega
Menyusuri hidup tanpa teman
Namun tetap deritamu



Bukannya ragaku tak mau
Menemanimu dalam menyusuri hidup
Mungkin yang lain juga
Tapi biarkan iba_ku yang menemanimu










Puisi itu, aku persembahkan tuk temanku yang sedang menyusuri hidup tanpa teman...

Jumat, 22 Januari 2010

Apakah itu Arti Sahabat?

(EcHi Qirey)


Dulu,

kita selalu bersama
Bersama dalam suka dan duka
Mengalah dalam berbagai masalah

Sahabat,
sungguh dirimu yang terbaik
Yang selalu ada dalam hariku
Sehingga menjadi lebih berwarna dan bermakna

Namun sekarang,
kita pisah
Ntah sementara
atau mungkin tuk selamanya

Sahabat,
sungguh dirimu tega
Tega menggantungku,
dengan dirinya

Kau membuat aku kering
Kau membuat aku gerah
Sampai aku tak sanggup...
Apakah itu arti sahabat?





Cisaat,

Jumat, 25-12-2009

Selasa, 12 Januari 2010

Kompetisi Mirip Bintang Idola (KMBI) Karya: Resti Octaviani

(EcHi Qirey)


Saat itu siang hari. Disebuah ruang kelas yang berisi 9 orang murid SMP, tampak seorang guru sedang menerangkan matematika. Sementara murid-muridnya hanya manggut-manggut mendengarkan penjelasan dari gurunya. Namun ada juga yang tidur.
Beberapa menit kemudian. Bel pulang berbunyi.
Pak Toni :“Ya sudah anak-anak pelajaran sampai disini dulu. Assalamualaikum.“ (keluar kelas)
Murid-murid : “Waalaikumsalam.“
Sony : “Eh…eh…eh… tunggu dulu, jangan dulu pulang.“
Aluna : “ Ada apa sih? “
Tasya : (marah)”Jangan ngomong yang gak ada manfaatnya ya!“
Sony : “Iya deh, jangan marah dulu dong.“
Tasya : “Ya sudah cepetan!“
Sony : “Oke deh, aku cuma mau mastiin doang. Jadi gak kompetisinya?“
Aluna : “Kompetisi apaan Son?“
Sony : “Kompetisi mirip bintang idola.“
Tasya : “Mending kompetisinya yang bermanfaat saja. Kompetisi kimia gitu kek.“
Glendy : “Iya, betul kata Tasya.“
Winda : “Nggak seru ah. Lagian kalau kompetisi kimia paling juga kamu, Tasy, yang menang.“
Sony : “Ya sudah, gimana nih? Mau dibatalin, apa mau terus?“
Rocky : “Ya terus dong Son.”
Edo : (bangun tidur, lalu menguap) “Pade ngomongin gue ye?“
Lala : “Idih kegeeran.“
Edo : “Hah gorengan, mana La mana? Kebetulan nih gue lagi laper.“
Lala : (kesal) “Siapa yang lagi ngomongin gorengan, Edo?“
Edo : “Ya udah deh, kalo lu ngusir gue. Gue pulang duluan aje.“
Lala : “Ya sudah sana!“
Edo : “Assalamualaikum.“
Glendy : “Waalaikumsalam.“
Sony : “Ya sudah, ngelanjutin yang tadi, jadi mau kapan dilaksanainnya?“
Sinta : “Ya secepatnya dong Son.” (berbicara ala Cinta Laura)
Rocky : “Gimana kalau besok aja? Besokkan libur.”
Aluna : “Heeh. Tapi dimana tempatnya?”
Sinta : “Di GOR Necis aja.”
Rocky : “Syaratnya apa aja Son?”
Sony : “Win, bacain Win?”
Winda : “Oke deh. Syaratnya yaitu; pertama perempuan harus ngeidolain perempuan lagi, kedua laki-laki harus ngeidolain laki-laki lagi, ketiga anak Necis, keempat harus berdandan dan meniru gaya bintang idolanya.”
Lala : “Ya kalau itu sih, aku udah memenuhin syarat.”
Sinta : “Emang kamu ngeidolain siapa?”
Lala : “Omas Wati. Si Omas kan bibirnya sexy.”
Rocky : “Heeh bener La, mirip ama kamu.”
Aluna : “Ya sudah,sekarang kita pulang aja. Siap-siap buat besok.”
Winda : “Heeh, betul Na.”
Saat pulang, Glendy, Rocky, Aluna, dan Tasya pulang bareng.
Glendy : “Na kamu ngeidolain siapa?”
Aluna : “Aku ngeidolain Gita Gutawa. Soalnya dia tuh pinter, cantik, terus jago nyanyi lagi.”
Glendy : “Kalau kamu Rock?”
Rocky : “Aku sih ngeidolain Taufik Hidayat. Soalnya dia tuh hebat banget main bulutangkisnya.”
Glendy : “Kalau kamu Tasya?”
Tasya : “Aku sih ngeidolain Tantowi Yahya. Kalau kamu sendiri ngeidolain siapa Glen?”
Glendy : “Kalau saya ngeidolain Baginda Rasul.”
Rocky : “Alah so alim. (sambil tersenyum mengejek) Terus kamu mau ikutan kompetisinya ?”
Glendy : “Insyaallah.”
Keesokan harinya. Anak-anak SMP Necis sudah memenuhi GOR Necis.
Sony dan Winda pun yang bertugas sebagai MC mulai menaiki panggung.
Sony : “Assalamualaikum Necis! Wah rame banget ya Win?”
Winda : “Ya, tentu. Karena pada hari ini acara kompetisi mirip bintang idola akan segera dimulai.”
Sony : “Ya. Dan untuk menghemat waktu, kita berkenalan langsung dengan juri kita yang pertama Pak Toni, dan juri kita yang kedua Tasya.”
Winda : “Ya sudah kita langsung saja. Peserta pertama, penggemar Taufik Hidayat, Rocky.”
Rocky : (memakai baju olahraga, membawa raket dan kok, lalu memainkannya sebentar) “Hai Necis! Aku mirip Taufik Hidayat gak? Jangan lupa ya ketik KMBI spasi Rocky, R-O-C-K-Y kirim ke 000. Salam olahraga!” (berjalan menuju sebelah kanan panggung, lalu berdiri di sana)
Sony : “Peserta kedua mengidolakan Omas Wati, Lala.”
Lala : (memakai pakaian adat khas Betawi) “Assalamualaikum Encang Encing, Enya Babeh! Jangan lupe ye, ketik KMBI spasi Lala, L-A-L-A kirim ke 000. Yang banyak ye!” (berjalan menuju sebelah kiri panggung, lalu berdiri di sana)
Winda : “Peserta ketiga mengidolakan Bang Bolot, Edo.”
Edo : (kebingungan) “Heh Win, mau ngapain gue diajak ke sini? Tadi lu ngajakin gue ke warteg, kok sekarang malah ke sini. (nengok ke sebelah kanan panggung) Eh elo Rock. Gue ngikut elo aje ye di sini.” (berdiri di samping Rocky)
Sony : “Peserta keempat mengidolakan Cinta Laura, Sinta.”
Sinta : (membawa boneka Barbie, lalu bernyanyi) You say aku seperti Barbie. Hai guys! Jangan lupa ya, dukung aku. Caranya ketik KMBI spasi Sinta, S-I-N-T-A kirim ke 000. Thank you.” (berjalan menuju sebelah kiri panggung, lalu berdiri di samping Lala)
Winda : “Peserta kelima mengidolakan Gita Gutawa, Aluna.”
Aluna : (bernyanyi) “Hati yang berbunga, pada pandangan pertama, oh Tuhan tolonglah, aku cinta...ku cinta dia.
Hai teman-teman, kalau suka penampilanku jangan lupa ya, ketik KMBI spasi Aluna, A-L-U-N-A kirim ke 000. Terima kasih.” (berjalan menuju sebelah kiri panggung, lalu berdiri di samping Sinta)
Sony : “Peserta terakhir mengidolakan Baginda Rasulullah, Glendy.
Glendy : (memakai baju koko) “Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena pada kesempatan ini kita dapat berkumpul dalam acara ini. Pada kesempatan ini, saya hanya ingin mengingatkan teman-teman sekalian. Tapi bukannya saya sok tahu dan sok mengajari. (menarik nafas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya perlahan-lahan) Sebenarnya saya tidak setuju dengan diadakannya acara ini. Namun saya sadar, bahwa sekarang tempat ini merupakan ladang dakwah. Saya sedih bahkan ingin menangis melihat teman-temanku seperjuangan lebih mencintai artis-artis idola, dari pada Allah dan Rasulullah. Sampai rame-rame mengadakan kompetisi ini. Padahal, bukankah Rasulullah pernah bersabda, ‘Tidak sempurna Iman seseorang, sehingga aku lebih dicintainya dari pada anak-anak dan orang tuanya serta semua orang.’ Wabilahi Taufik Walhidayah, Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.”
Pak Toni : (terharu, lalu menghampiri Glendy bersama Tasya) “Glen Bapak betul-betul tidak menyangka, apa yang barusan kamu lakukan. Bapak minta maaf Glen, seharusnya Bapak tidak mengizinkan acara ini dilaksanakan.”
Glendy : “Sudahlah Pak, Bapak tidak usah meminta maaf kepada saya. Minta maaflah kepada Allah, Pak!”
Akhirnya mereka semua berdoa bersama, meminta maaf kepada Allah SWT. Dan dipimpin oleh Pak Toni.



Foto setelah penampilan drama KMBI yang ditampilkan dalam gelaran drama kelas program Akselerasi SMP Negeri 1 Cisaat, Sukabumi.

Maafkan Aku Sahabat Karya EcHi Qirey

(EcHi Qirey)


Pagi pun tiba. Kicauan burung mulai terdengar samar-samar membangunkan alam sambil mengikuti suara adzan nan syahdu. Matahari mulai menebarkan pesonanya dengan malu-malu. Aku pun bangun. Sekilas kulirik jam dindingku. Jarum panjang jam sudah menunjukkan angka lima. Sehingga memaksaku menjalankan aktifitas seperti biasanya.
Percikan air wudhu kubiarkan membasahi muka. Sungguh segar. Sehingga membuat hati orang yang melakukannya terasa damai.



“Via, mau ikut liat Bayu CS latihan band gak?” ajak Silfana, sahabatku yang tomboi.
“Kapan?”
“Sekarang. Ayo mau ikut gak?”
“Gak ah, males.”
“Oh. Ya udah sekarang aku berangkat ya,” pamit Silfana di depan pintu gerbang sekolah. Silfana pun pergi.
Dia berani pergi, walaupun hanya dia satu-satunya perempuan yang ikut melihat Bayu CS latihan. Karena, Silfana cukup dekat dengan Bayu CS, ditambah dengan sikapnya yang tomboi abis.
Walaupun sikapku yang menurut orang lain cool dan feminim, sedangkan sikap Silfana yang tomboi, tidak membuat persahabatan kami tidak kompak. Malah saling kompaknya, masalah percintaan pun kami kompak. Aku dan Silfana sama-sama mencintai Glendy yang rupawan, dan Bayu yang keren. Namun kekompakan itu tidak disengaja, sampai kadang-kadang kami suka saling cemburu kalau sedang dekat dengan salah satu dari mereka.
Oh iya,ada kejadian lucu yang diakibatkan dari sikap tomboinya Silfana. Saat itu, dia sedang berada disebuah toilet umum. Dan saat dia mau masuk ke toilet wanita, tiba-tiba penjaga toiletnya memanggil Silfana.
“De, itu tolet wanita bukan tolet pria. Tuh yang di sebelah kanan baru toilet pria, ” kata si penjaga toilet.
“Tapi kan aku ...,” belum selesai Silfana bicara, si penjaga toilet langung memotongnya.
“Gak ada tapi-tapian, anak cowok gak boleh masuk ke toilet cewek!” tegas si penjaga toilet.
Begitu ceritanya.
Selain Silfana, aku juga punya sahabat yang baik banget. Namanya Ica. Dia orangnya feminim. Sekarang, Ica lagi kesemsem sama si Joy, anak baru pindahan dari SMPN 1 Garuda. Selain itu, Ica juga mencintai Bayu.



Sekarang, di sekolah ada praktek renang. Dan biasanya SMPN 1 Cakrawala renang di kolam renang Tirta Sari, sama seperti sekarang. Sesampainya di kolam renang, aku dan teman-teman langsung berkumpul di lapangan kecil Tirta Sari untuk pemanasan. Seusai pemanasan, guru olahraga SMPN 1 Cakrawala pun melatih anak didiknya berenang di kolam renang. Pelatihan itu kurang lebih berlangsung setengah jam. Sedangkan lebihnya, dapat digunakan untuk bermain-main.
“Glen, kalau duduk jangan di pelosotan dong. Orang mau main nih. Ayo pergi!” usirku kepada Glendy.
“Kalau mau main, ya udah tinggal main aja!’
“Tapi kan ada kamu.”
“Ya gak apa-apa. Kita meluncur bersama aja,” ajak Glendy.
Tiba-tiba jantungku berdebar tak seperti biasanya. Tubuhku seketika terasa melayang ke udara. Persendianku mendadak lemas. Tidak biasanya Glendy bersikap seperti itu kepada perempuan.
“Hey, kok malah bengong? Mau gak?”
“Eh. Iya, iya mau,” jawabku sambil terbata-bata.
Akhirnya aku duduk di samping Glendy. Sebelum meluncur, kulirik teman-temanku di bawah. Ternyata semua pandangan terpusat kepada aku dan Glen. Termasuk Silfana. Namun Silfana langsung pergi sambil menatapku dan Glen tidak seperti biasanya. Tapi sudahlah, aku tidak mau memikirkan itu.
Byurrrrr. Suara air kolam yang diakibatkan oleh tubuhku dan Glen. Kami pun senyum-senyum sendiri. Sambil melirik yang ada di samping. Aku melirik Glen. Dan Glen melirik aku.
“Via, kesini!” kata Ica dan Anton.
“Ada apa?” tanyaku sambil menghampiri mereka.
“Mau ikutan main puter-puteran di air gak?” ajak Ica.
“Hmmm, boleh. Sama siapa aja?”
“Aku, Ica, dan Bayu,” kata Anton.
Permainan pun dimulai. Kami membentuk sebuah lingkarang kecil. Tangan kananku berpegangan dengan tangan Ica. Sedangkan tangan kiriku berpegangan dengan tangan Bayu. Pegangannya sungguh erat. Sesekali air membasahi mukaku, dan tak jarang masuk ke mata. Sehingga aku harus mengusapnya dengan telapak tanganku. Namun aku tak bisa mengusapnya dengan kedua tanganku. Karena tangan kiriku dipegang Bayu dengan eratnya.
Permainan pun usai. Di atas kolam, aku, Ica, Bayu, dan Anton duduk bersama. Tiba-tiba Bayu memandangiku dengan tidak biasanya. Sehingga membuat mataku membalas pandangannya itu. Pandangannya begitu tajam dan menghanyutkan. Serasa ada benih aneh yang dibawa pandangannya itu. Aku pun jadi teringat waktu kelas 8. Bayu menembakku untuk menjadi pacarnya.



“Silfana tunggu! Kamu kenapa sih?”tanyaku kepada Silfana. Karena hari ini sikap Silfana tidak seperti biasanya. “Sil ngomong dong! Jangan kaya gini,” aku berpikir sejenak, “apa sikapmu ini gara-gara kemarin di kolam renang? Jika ya, aku bisa jelasin kok.”
“Gak ada yang perlu dijelasin lagi.” Mata Silfana mulai berkaca-kaca.
“Tapi Sil, kamu coba ngertiin aku dong!”
“Ngertiin apa? Ngertiin kamu berduaan sama Glen dan Bayu kemaren? Aku tuh perih melihat itu, Via. Walupun kamu sahabat aku, tapi aku tak bisa melerakan cowok yang aku cintai berduaan dengan cewek lain, sekalipun itu sahabat aku.” Butir demi butir air mata membasahi pipinya. Silfana pun pergi. Tak butuh waktu lama air mata membasahi pipiku juga. Sungguh, aku telah menyakiti sahabatku.
Sesampainya di rumah, aku rebahkan badanku. Ucapan Silfana tadi terus terngiang di telingaku. Namun tiba-tiba, aku melihat selembar kertas berada di dalam tasku. Hatiku penasaran dan terus bertanya-tanya ‘surat apakah itu?’. Untuk menghilangkan rasa penasaranku, aku ambil kertas itu. Ternyata itu sebuah surat. Surat cinta dari Joy.



Pagi ini, tak seperti biasanya. Semua teman dekatnya Joy melirikku.
“Via, gimana Joy diterima gak?” Zack, salah seorang teman Joy bertanya padaku.
“Gak,” jawabku singkat. Karena aku hanya mencintai Glendy dan Bayu.
“Padahal waktu pertama si Joy masuk ke sekolah ini, dia sudah mulai tertarik loh sama kamu,” ucap Zack untuk meyakinkan.
“Oh,” jawabku sambil keluar kelas.
“Jutek amat sih,” kata Zack lagi.



Masa SMP pun berlalu. Aku masuk SMAN 3 Cakrawala. Silfana dan Ica masuk SMKN 1 Garuda. Glendy masuk SMAN 4 Cakrawala. Dan Bayu masuk SMKN 2 Garuda. Sehingga membuat aku, sahabat-sahabatku, dan orang-orang yang aku cintai berpisah. Tapi aku masih suka saling curhat dengan Ica. Karena rumah aku dan Ica tidak begitu berjauhan.
“Ca, kenapa ya sejak beda sekolah Silfana jadi benci sama aku? Itu terbukti karena dia suka mengirimkan SMS yang mencirikan kebenciannya padaku.”
“Gak tau deh. Tapi besok, di sekolah aku akan tanya langsung ke Silfana.”
“Makasih ya Ca.”
“Ya, sama-sama.”
Bayanganku langsung teringat pada masa lalu. Aku gak bisa melupakan Glendy dan Bayu. Padahal Glendy sama saja seperti laki-laki lainnya. Mungkin yang membedakannya yaitu tampangynya yang rupawan dan sikapnya yang cool. Sedangkan Bayu, dia baik, perhatian, keren, dan atlet sekolah. Tapi aku lebih sulit melupakan Glendy.



“Via, aku udah tau alasannya.” Suara Ica dengan bersemangatnya.
“Alasan apa Ca?” tanyaku heran.
“Alasan kenapa Silfana benci sama kamu.”
“Oyah? Apa alasannya?” tanyaku dengan penasarannya. Kami pun duduk disebuah teras rumah kosong.
“Alasannya karena Glendy dan Bayu mencintai kamu. Padahal kamu tau sendiri kan, kalau Silfana mencintai Glendy dan Bayu? Jadi dia cemburu sama kamu sampai akhirnya membenci kamu.”
“Hah, si Glendy mencintai aku? Aku gak percaya, soalnya dia tuh cuek banget.”
“Iya. Si Glendy suka curhat ke Silfana, dan menyuruh menyampaikan cintanya ke kamu. Mungkin itu yang membuat Silfana tertekan. Silfana juga tau kalau Bayu mencintaimu juga. Dan mungkin itu yang membuat Silfana lebih tertekan dan membencimu,” ucap Ica panjang lebar. Butir air mata mulai membasahi pipiku dan pipi Ica.
“Kenapa kamu nagis Ca?” tanyaku pada Ica.
“Kamu juga tau sendiri kan Vi, aku juga mencintai Bayu sama seperti kamu dan Silfana. Dan....,” derai air mata mulai membanjiri wajah Ica.
“Dan kenapa Ca?” tanyaku dengan penasaran.
“Dan kata Silfana, Joy juga mencintai kamu. Benarkah itu?”
“Ya,” jaawabku singkat.
“Kenapa kamu gak cerita dari dulu ke aku Vi?”
“Karena aku gak mau kamu sedih Ca. Dan kirain aku, kamu udah tau,” ucapku sambil membela diri. “Maafin aku Ca. Aku bukan sahabat yang baik. Kamu boleh membenciku. Karena aku memang pantas untuk dibenci sahabat-sahabatku. Dan....”
“Cukup. Cukup Via. Aku gak mau mendengarnya lagi. Itu masa lalu, biarlah berlalu. Aku gak akan membenci kamu. Aku akan selalu menjadi sahabat kamu. Sahabat yang selalu ada dikala suka dan duka,” ucap Ica dengan semangatnya.
“Sungguh Ica?”
“Ya. Kita akan menjadi sahabat untuk selamanya. Aku gak mau gara-gara percintaan, persahabatan kita renggang atau putus.”
Derai air mata yang membanjiri wajahku dan Ica pun, kini tergantikan dengan senyuman yang mengembang.




SELESAI