Puisi ini saya bacakan di depan teman-teman saya, wali murid, dan guru-guru saya. Tepatnya puisi ini saya bacakan pada saat perpisahan SDN 1 Sukamanah, pada tanggal 28 Juni 2008.
GUE HIDUP LAGI!!!!!!! Barusan gue baru selesai baca novel yang judulnya 'Satu Kali Lagi' sumpah keren banget. Jujur pas pertama mau baca itu novel, gue ragu-ragu kalo ngeliat dari fisiknya. hhi* Tapi pas gue baca,, WAHHHHHH Ini dia sinopsis yang gue buat sendiri setelah baca tuh novel:
Seorang Hendi yang dipandang sempurna (cakep, pinter, n hal-hal yang baik lainnya) dan diharuskan sempurna oleh orang-orang yang ada disekelilingnya. Sayangnya, dia benci terhadap dirinya sendiri. Sampai akhirnya dia mengingankan untuk mati. Namun ada seorang cewek yang mengidentitaskan dirinya sebagai 'artemis'. Dia adalah fifi, yang selalu ada di saat-saat Hendi ingin mati. Hendi selalu berusaha buat bunuh diri, namun fifi selalu ada dan mengetahuinya. Hendi juga sering melukai badannya dengan cutter atau sillet. Sampai suatu malam, dia mencoba bunuh diri. Malam itu, tepat usianya bertambah menjadi angka 18. Menuju ke alam yang tidak ia kenal. Setelah ia sadar dari komanya. Dan menyadari sebuah surat tergenggam di tangannya.
Dear Hendi..
Hargai setiap detik seperti kamu menghargai hati. Selalu mencoba untuk memberi yang terbaik. Jangan sisakan tempat untuk rasa kecewa. Hidup terkadang berat. Tapi tak satupun hal yang pantas digantikan dengan kematian. Manusialah yang harus kuat. Karena cobaan tak pernah melebihi kemampuan penyandangnya. Selalu akan ada jalan. Selalu akan ada harapan. Selama masih dan terus mencoba. Syukurilah apa yang elo punya. Karena terkadang manusia nggak bisa bener-bener lihat itu semua. Yang kita punya adalah yang kita butuhkan. Karena Tuhan tahu apa yang dibutuhkan tiap hambaNya. Tolong.....jangan ulangi kesalahan yang sama. Jangan lagi terdiam, menyesali semua. Jangan lagi jatuh dalam kondisi ini. Dimana kau memohon dan berkata Satu Kali Lagi. 1x lagi...1x lagi...1x lagi... Karena kadang kesempatan tidak datang dua kali. Setiap manusia lahir dengan arti... Jangan sampai mati tanpa arti... Itulah mengapa hidup bukan lahan penyesalan. Melainkan medan perjuangan.
Tertanda Fifi-Sang Artemis
Esok harinya teman Hendi datang. Dan membawa kabar bahwa memang di sekolahnya dulu ada seorang gadis yang bernama Fifi, di kelas yang sama dengan Hendi. XII-1. Namun itu 4 tahun yang lau. Sekarang fifi sudah meninggal. Dulunya dia cewek yang paling pinter di kelas. Tapi waktu malam perpisahan, dia loncat dari lantai empat. Bunuh diri. Seru gak tuh? sorry deh kalo gak seru, cause itu cerita pake bahasa gue. hhe* Jadi intinya, kita tuh harus bisa bersyukur dengan segala hal yang telah diciptakan Allah SWT. Karena hidup cuma sekali. INGAT! Juga gak boleh mengandai-andai hidup kita kaya orang laen. Toh hidup kita juga diandai-andai oleh orang laen, karena menurut mereka hidup kita lebih baik dari pada mereka. Begitu pun sebaliknya. Be ur'self OK :)
Hai guys and girls! baru ngeblog lagi nih gue,, and ceritanya sekarang gue mau minta dukungan ke kalian buat ngedukung gue jadi finalis 'Hairflowerstar 2010 (two thousand and ten)'. Sebelumnya gue mau nunjukkin perwakilan dari Indonesia ada sandra dewi dengan bunga rambut putihnya, sedangkan gue dengan bunga rambut merah (di samping sandra dewi).. ...... ...... ...... ...... Trus kalian pasti nanya acara tersebut kapan and dimana diadainnya, iya kan? hahaha Acara tersebut hanya ada dalam imajinasi/dunia hayalan gue aja guys! hha :D trus klo masalah waktunya kapan? ya hari ini (201210). hahahaha
Eh,,sebelum nya mau cerita dulu nih. Kenapa aku bisa nulis artikel (atau apa aya? Tulisan aja ya) kaya gini.
>> Barusan aku abis baca novel “epigram” kiranya sih gak rame, tapi pas udah dibaca lembar demi lembarnya rame banget. Kritis banget. Pokoknya TOPBGTdeh. Walaupun belom baca ampe kelar sih. Hhi..
Sampai aku seolah-seolah masuk ke itu buku (wahwah), jadi bikin pengen nulis tentang anggapan di negeri ini juga deh.
>> udah akh, takut keburu lupa sama yang mau aku tulis..
Ini dia, opiniku..
Negara ini negara demokrasi? salah.
Negara ini adalah negara yang besifat komando!
Seorang abdi Negara yang seharusnya mentertibakan dunia (jangan terlalu jauh, negeri-nya sendiri saja) malah menggunakan kekuasaannya untuk menindas rakyat kecil.
So, jadi system pemerintahan komando kan?
Sebenarnya di negara ini sudah banyak ORANG PINTAR, namun mereka tak bisa diajak kerja sama! Makannya negara ini belum maju-maju. *huhhhhh (nyorakin siapa ya? Tawu akh)
Katanya negeri kita punya tradisi gotong royong? YA, sampai-sampai korupsi dan kolusi pun dilakukan secara gotong royong/bersama-sama/kompak/rame-rame/berjamaah.
Kalau shalat dilakukan berjamaah sich iya dapet pahalanya gede. Tapi kalo korupsi? Ya gede juga, DOSANYA!!!
Rakyat kita (hah? Rakyat kita? Maksudnya bangsa kita) terkenal sebagai PEJUANG (sejati mungkin).
Tapia apa? Berjuang seperti benar-benar berjuang meski tidak tahu persis apa yang diperjuangkannya sendiri. (ribet amat bahasanya)
Oh iya, rakyat miskin juga malah dibuat makin miskin sama yang lebih atas (orang kaya maksudnya). Sampai-sampai mereka (orang miskin) dibumi hanguskan (bukan orangnya, tapi kempuannya, maybe juga sich) biar gak kaya-kaya. DASAR. Syirik kali ya? Hahaha…
>> The End akh ceritanya, kasian keyboard aku takut pada nyeblos. Cause, aku nulisnya dengan semangat yang membara (cie-ileh)..
Bukannya karena kasian sama keyboard aku juga sih, tapi takut digugat kaya kasus Mbak Prita, digugat gak ya? Tapi mudah-mudahan nggak. AMIN.
Kan hak sebagai warga Negara juga kan untuk menyampaikan pendapatnya. Iya gak? Kalau gak percaya liat aja dalam pasal tentang HAM!!!
Wahhh...sekarang aku udah SMA nih. Nambah banyak temen baru juga dunk pastinya :D
ini dia teman-teman yang dekat dengan aku di SMA. Dulu mereka kakak-kakak kelasku waktu SMP, tpi sekarang jadi temen deket. So, aku masih manggil mereka dengan sebutan "teteh". Ada teh ucu (teh cu yg ke tiga dari aku), teh syifa (teh syiff yang ke dua dari aku), n teh kiki (teh Q yang ke empat dari aku). Walau begitu, sekarang aku udah gak canggung lagi bergaul sama mereka :D*oh iya,, di gambar itu secara otomatis aku yang peke krudung bertali di leher .
Asal usul itu krudung bertali: Waktu SMP aku punya geng namanya TDG (triple detective girls) tapi sama temen aku diplesetin jadi Tiga Domba Garut >_<'' Soalnya salah seorang dari kita ada seorang WKG (Warga Kota Garut) hhe.. Jadi kalo kita pake kerudung itu, talinya suka disebut Tali Domba Garut.. Wahhh nyebelin tuh orang yang ngasih sebutan itu. Awass lo,,,gua hajar >,<'
Kembali ke dunia SMA, selain dekat dengan teh cu, teh syiff, n teh Q, aku juga dekat dengan tiara, citra, n resita. TApi kedekatan kita terjalin (cie-ileh bahasanya) karena kita sering maen bareng, n makan-makan bareng..
Masalah,,pastisemuaorangmempunyaimasalah.
Beranihidupberartiberanimengambilmasalah. Di Sabtumalaminiuntuk yang keduakalinyaakubermasalahdengankakakkelasku :(
Tidakbermaksuduntukmelunjak, namun IT'S ME!!!
Akanbertindak, tidakakan diam, bahkanmungkinsedikitmelawanbilasudahtakbisamenerimanya. Sakiiiitttygkurasasekarang,,,,
Bukankarenahatimu! Tetapikarenatuturkatamu :(
Mulai sekarang, akankucobamenilaisseorangdengancaramelihathatinya, tdkparasnya. Mendengarperkataannyaketikaiasedangdilandaketerpurukan, tdksedangsenang. Melihatkedekatannyakepada Allah SWTpadasaatsedangdilandamasalah, bukanhanyapadasaatbanyakorang yang berbondong-bondongmelakukankebaikan yang sama. Merasakanhindarannya...padasuatutindakan yang dilarangoleh Allah SWT. KEEP HAMASAH :)
Kata ‘Diterima’ dan ‘Tidak diterima’ menemaniku selama di perjalanan menuju salah satu SMAN favorit tujuanku. Namun kenapa kata ‘Tidak Diterima’ lebih setia menemaniku? Apakah ini tandanya aku optimis? Optimis karena ‘tidak diterima’? Dan pesimis karena ‘diterima’? Entahlah...
Perjalanan selama (kira-kira) satu jam dari daerahku menuju daerah yang kutuju, karena macet terasa begitu lama. Terlebih aku pergi ke daerah yang kutuju itu bersama seorang temanku. Dan selama di perjalanan yang menegangkan itu, aku bersama temanku tidak banyak bicara. Kami lebih memilih diam, dan terfokus pada pikiran kami masing-masing.
Satu jam sudah. Kami pun sampai di tempat yang dituju. Salah satu SMAN favorit di kabupatenku. Hatiku pun megikuti ragaku yang terus berjalan ke lapangan SMA itu. Di sana terpampang beberapa lembar kertas yang ditempel di dua papan. Pertama kuamati sebentar papan yang di atasnya bertuliskan ‘Tidak Diterima’. Namun namaku tak ada. Lalu kuamati papan kedua yang di atasnya bertuliskan ‘Diterima’. Ternyata namaku juga tidak ada. Untuk yang kedua kalinya kembali kuamati secara teliti papan yang di atasnya bertuliskan ‘Tidak Diterima’.
‘Ya Allah,,,’ tiba-tiba persendianku terasa lemas sekali. Ternyata namaku terpampang di sebuah kertas pertama yang di atasnya bertuliskan ‘Tidak diterima’. Mataku terasa tertusuk besi api. Perih, sakit,... ‘Namun aku harus tegar, aku tak boleh nangis.’ Kugigit bibir bawahku untuk menahan itu. Senyum bahagia yang mengembang di bibir teman-temanku yang telah dinyatakan ‘Diterima’ pun membuat hatiku terasa teriris-iris.
Kakiku pun ingin segera pergi meninggalkan tempat itu. Sampai akhirnya, saat di gerbang sekolah kami bertemu dengan seorang guru. Guru itu bertanya kepada kami “bagaimana kalian keterima?” Semua temanku menjawab, “Alhamdulillah Pak keterima”. Hanya aku yang tidak. Lalu guru itu pun mengobrol sebentar bersamaku. “Bagaimana kalau kamu ikut tes di SMAN favorit lain?” tanya guru itu padaku. “Tapikan Pak, bukannya pendaftarannya sudah ditutup?” tanya balikku.
“Siapa bilang?”
“Hmmm,,,boleh.”
“Ya udah, kalau kamu mau, itu semua bisa diatur.”
Guru itu pun menelepon Bundaku di sekolahku. Dan guru itu juga menyuruhku untuk mengobrol dengan Bundaku itu di sekolahku.
Sesampainya di sekolah aku langsung menghampiri Bundaku. Dan kami mengobrol tentang sekolah menengah yang akan segera kutempati. Ternyata guru yang menawariku untuk masuk ke SMAN favorit lain itu menawarkan sebuah jalur khusus. Jalur yang ‘tidak akan’ diridhoi oleh Allah SWT. Bundaku pun menyarankan aku untuk menolak tawaran itu. Dan beliau menceritakan pengalamannya dalam bidang pendidikannya dulu. Beliau juga menceritan pengalaman adiknya yang sama denganku. Malah adiknya beliau juga dapat dikatakan lebih cerdas dariku –pendapatku sesuai dengan pengalamannya yang diceritakan Bunda-.
Selain menceritakan pengalaman-pengalaman yang dapat (tidak sedikit) menyembuhkan luka yang mengiris hatiku itu, beliau juga memberikan nasihat nasihatnya. “Hari ini boleh menyesal namun hari esok akan bersyukur (Insyaallah)”, kata yang akan selalu kuingat dalam benakku. Beliau juga menyarankan aku untuk tidak masuk ke SMAN favorit yang dapat menerimaku melaluli jalur yang ‘tidak akan’ diridhoi oleh Allah tapi melelui jalur tes yang Insyaallah akan diridhoi oleh Allah. Dan juga SMAN yang tidak termasuk SMAN favorit di daerahku. Karena di sana lebih besar peluang aku untuk diterima dan mendapatkan beasiswa atas prestasiku (amin).
Pada awalnya aku tidak mau daftar ke SMAN yang tidak favorit itu karena ‘gengsi’. Namun Bundaku kembali memberikan nasihatnya, “jangan gengsi untuk sekolah di sekolah yang tidak favorit. Justru di sekolah yang tidak favorit itu insyaallah kamu akan menjadi murid favorit. Karena tidak akan terlalu banyak saingan seperti di sekolah-sekolah favorit. Tapi itu semua Ibu serahkan kembali ke diri kamu.”
Sesampainya di rumah, Mamaku pun menasihatiku dengan nasihatnya yang dapat membuatku bangkit kembali –sama seperti Bundaku di sekolah-. “Ingat, perjuangan kamu baru satu langkah untuk mencari sekolah yang kelak akan kamu tempati. Masih banyak sekolah-sekolah lain yang belum kamu langkahi. Jadi jangan putus semangat dan harapan ya? Terus berjuang!” J
Thank for my mother, my teacher, my friends, and you all.
JJJ
Saya harap cerita ini dapat membuat teman-teman sekalian tetap semangat untuk menuntut ilmu. Terutama bagi kalian yang ,memiliki nasib sama seperti cerita itu, ‘TETAP SEMANGAT! MARI KITA PERANGI GENGSI KITA UNTUK MENUNTUT ILMU! BERJUANG!!!!’
*Silahkan tinggalkan komentar anda....
Alhamdulilla, tiga tahun kemudian setelah "menyesal" rasa syukur itu terpanjatkan :)