Karya Echi
Qirey Smith
Ronde 1
Sepulang sekolah, Cimi, Lady
Gagak, Katty Peot, dan Dhea Semut bermain petak umpet.
(Hom pim pah ala ayum gambreng, Bu Ipah pake baju
rombeng)
Lady : “Yee Cimi yang jaga.”
Dhea : “Hitung sampe tiga ya!”
Katty : “Jangan lupa untuk menghitungnya menggunakan bahasa Sya’ali oke!”
Cimi : “Oke. Sapatupu, dupuapa, tipigapa.
Lady Gagak, Katty Peot, Dhea Semut, dimana kalian? Huh, selalu saja aku yang
jaga. Mana harus menggunakan bahasa Sya’ali lagi. Bikin ribet aja deh, ini kan dunia nyata. Gak
mungkin ada Kerajaan Sya’ali. Dasar kamseupay!”
Saat
Cimi mencari teman-temannya, dengan tidak sengaja ia menemukan seorang anak
laki-laki yang menggunakan pakaian ninja dari kain batik.
Cimi : “Kamu siapa?”
Septian : (mencoba berlari karena ketakutan)
Cimi : “Tunggu! Aku Cimi, kamu siapa?”
Pangeran:
“Apakupu Papangeperapan Sepeptipiapan.”
Cimi : “Jadi, kamu?”
Pangeran:
“Ipiyapa, apakupu Papangeperapan daparipi Keperapajapapan Syapa’apalipi.” (melihat
jam) “Apakupu haparupus pepergipi.” (tak sengaja menjatuhkan suatu benda).
Cimi : “Apa ini? Ini kan benda menuju Kerajaan Sya’ali.” (melihat
sekeliling untuk mencari anak laki-laki tadi yang menjatuhkan benda itu)
“Loh, kemana cowok tadi? Aku coba
kasih mantra ah, Sya’ali sya’ali kiwww Cimi Cimi Cimi.”
Setelah mengucapkan mantra itu, Cimi pun memasuki
batikholl. Sementara itu, Lady Gagak, Katty Peot, dan Dhea Semut keluar dari
tempat persembunyiannya, karena Cimi tak kunjung menemukan mereka.
Lady : “Yaelah…mana sih si Cimi? Kok gak nyari
kita sih.”
Katty : “Iya nih, padahalkan kita udah nunggu dia
ampe lumutan gini. Please dech.”
Dhea : “Yaudah, mending sekarang kita pulang
aja. Udah sore juga kan.
Pasti ortu kita di rumah pada kangen sama kita.”
Ronde
2
Cimi sudah berada di tempat asing setelah selesai
melewati batikholl.
Cimi : “Wow, dimana ini? Kok aku jadi pake
baju batik gini sih?”
Saat
Cimi sedang kebingungan, tiba-tiba datanglah seorang Raja dan Ratu menghampiri Cimi.
Raja : “Hey! Siapa kamu?”
Cimi : “Aku, aku, . . .” (sang Ratu memotong
pembicaraan Cimi)
Ratu : “Pasti kamu manusia Bumi, iya kan?”
Cimi : “Aku, aku, . . .”
Raja : “Pengawal! Tangkap manusia bumi ini!”
Ratu : “Jangan! Biarkan dia menikmati kerajaan
kita.”
Raja : “Ah, sudahlah! Tangkap dia pengawal!”
Pengawal:
“Siap Paduka Raja.”
Cimi pun diasingkan ke sebuah
tempat. Tiba-tiba, datanglah Pangeran.
Pangeran:
“Cimmiiiii…”
Cimi : “Papangeperapan Sepeptipiapan,
topolopongipin apakupu.”
Pangeran:
“Cimi, kamu gak usah ngomong pake bahasa gitu. Aku ke sini untuk
menyelamatkanmu.”
Cimi : “Benarkah?”
Pangeran:
“Iya.”
Cimi : “Pangeran, aku harus pulang. Tapi aku
gak tau gimana caranya.”
Pangeran:
“Kamu akan pulang?”
(Cimi pun mengannguk lesu). “Tapi
janji ya, kamu akan main lagi ke sini. Kamu tinggal pake mantra tadi aja. Tapi
di akhirnya ditambah kata ‘balik yuk’.”
Cimi : “Aku janji bakalan maen lagi ke sini.
Hmmmppt,,, makasih Pangeran, kamu sungguh baik. Sya’ali Sya’ali kiwww ballik
yuk Cimi Cimi Cimi.”
Pangeran:
“Cimmmmiiiii tanpamu aku galau.”
Putri : (datang dengan tiba-tiba) “Pangeran!
Kamu tega ngelakuin itu semua di belakangku. “
Pangeran:
“Ngelakuin apa Putri?”
Putri : “Alah, jangan sok gatau deh kamu! Aku
ngeliat itu semua dengan mata kepalaku sendiri.” (mulai terisak)
Pangeran:
“Tapi Putri, aku bisa jelasin itu semua.”
Putri : “Gak perlu!” (lari meninggalkan
Pangeran Septian)
Pangeran:
“Putri, tunggu aku!” (mengejar Putri)
Di
singgasana Kerajaan Sya’ali, Raja dan Ratu sedang benbincang-bincang perihal
gadis bumi yang masuk ke kerajaan mereka.
Raja : “Dasar manusia bumi, dia lolos dari
kerajaan kita begitu saja.”
Pengawal
1: “Tadi kami melihat manusia bumi itu diselamatkan oleh Pangeran Septian, Paduka
Raja.”
Raja : “Apa? Kenapa kalian tidak menangkap mereka.”
Pengawal
2: “Maaf Paduka Raja, saat kami berlari mendekatinya. Manusia bumi itu telah
menghilang.”
Raja : “Aku takut anakku akan membangkang
gara-gara manusia bumi itu.”
Ratu : “Sudah, tenangkan dirimu suamiku. Lagi
pula kita masih punya Putri Mangakalaya yang bisa menenangkan kegalauan anak
kita.“
Raja : “Terima kasih istriku. Tapi aku sangat
ingin untuk menyakiti makhluk bumi.”
Pengawal
1: “Memangnya kenapa kok Paduka Raja
sangat ingin menyakiti makhluk bumi?”
Pengawal
2: “Iya paduka. Padahal mereka tidak salah apa-apa.”
Raja : “Jelas-jelas salah, karena manusia bumi
tidak mengakui batik. Saat itu di Bumi terjadi peperangan yang sangat
menggegerkan Jagad Raya. Yaitu peperangan
Indonesia Belanda. Belanda menjajah Indonesia
dan memaksa Bangsa Indonesia
untuk tidak mengakui keberadaan batik yang merupakan warisan termahal dunia. Alhasil,
kejadian ini sangat mempengaruhi perdamaian dunia. Dan seluruh makhluk Bumi
tidak mengakui keberadaan batik.”
Pengawal
2: “Lalu apalagi yang terjadi paduka?”
Raja : “Bersabarlah pengawal. Aku lupa. Coba
ceritakan kelanjutannya istriku.”
Ratu : “Ya, pada saat itu kami yang tetap
mengakui keberadaan batik sehingga diberi peringatan oleh Belanda. Namun kami
tetap mempertahankan batik. Sampai akhirnya kami di asingkan ke suatu tempat
yang sekarang menjadi Kerajan Sya’ali ini.”
Raja : “Stop Ratu Sya’ali! Terlalu sakit untuk
membayangkan itu semua.”
(Raja pun pergi dengan
meninggalkan Ratu)
Ratu :” Raja Sya’ali! Tunggu aku!”
Pengawal
1: ”Ratu, akankah kau menceritakannya kembali sampai aku terlelap tidur seperti
temanku itu?” (sambil menunjuk Pengawal 2 yang sudah terlelap tidur)
Ratu : “Tidak, memangnya saya dibayar untuk
menceritakan sebuah cerita agar kamu terlelap tidur apa?”
Pengawal
1: “Ayolah Ratu. Sekali ini saja!”
Ratu : “No, aku harus mengejar suamiku.”
Pengawal
1: “Yasudah kalau begitu, aku ikut Ratu.”
Pengawal
2: (terbangun) “Loh, kemana mereka?”
Pengawal 1: “Hey sini!
Peran kita sudah habis di ronde kedua.”
Pengawal
2: “Yah,,padahal aku masih senang menjadi pusat perhatian penonton.”
Ronde
3
Lady Gagak, Katty Peot, dan Dhea Semut sedang facebookan
di taman. Tiba-tiba datanglah Cimi.
Cimi : “Morning guys.”
Lady : “Ngapain kamu ke sini?”
Dhea : “Mau minta maaf gara-gara kemarin
ninggalin kita?”
Cimi : “Aku, . . .”
Katty : “Atau sekarang kamu mau ngajak kita maen
kaya kemaren, terus kamu ninggalin kita lagi?”
Cimi : “Please dengerin aku. Kemaren aku
pergi ke Kerajaan Sya’ali. Dan sekarang aku mau ngajak kalian main ke sana.”
Lady : “Hello, ini kan dunia nyata mana mungkin ada Kerajaan
Sya’ali.”
Katty : “Wow, benarkah? Aku pengen ke sana.”
Dhea : “Katty Peot. Jangan dengerin Cimi, dia
itu tukang ngayal.”
Lady : “Iya. Ayo kita pergi jangan sampai kita
percaya sama hayalan dia.”
Cimi : “Hey, lihatlah buktinya. Aku berubah
jadi menggunakan pakaian batik. Kenapa mereka marah? Apa salah aku? Sya’ali
sya’ali kiwww Cimi Cimi Cimi.”
Cimi
pun pergi ke Kerajaan Sya’ali untuk menghilangkan kegalauannya. Namun, ia
merasa ada yang mengikutinya dari belakang.
Cimi : “Kayaknya ada yang ngikutin aku deh. (nengok
ke belakang). Loh? Kok gak ada sih. “
Lady : “Aww sakit.” (kakinya tersandung).
Katty : “Sssstttt! Jangan berisik, nanti ketahuan
Cimi.”
Cimi : (nengok ke belakang) “Hayoo, kalian
ngikutin aku ya?”
Dhea : “Iya Cimi, maafin kita ya yang udah
nggak percaya sama kamu.”
Cimi : “Hmmptt gimana ya?”
Lady : “Ayo dong, maafin kita ya. Please….”
Cimi : “Oke deh.” (lalu memanggil Pangeran) “Pangeran.
. .”
Pangeran:
“Iya.”
Cimi : “Ada
yang baru loh.”
Pangeran:
“Apa?”
Cimi : “Tapi kamu jangan marah ya, aku bawa
temen-temen aku ke sini.”
Lady Gagak, Katty Peot, dan Dhea Semut pun
berkenalan dengan Pangeran Septian. Ketika Pangeran Septian sedang mengobrol
dengan Cimi dan teman-temannya, tiba-tiba datang Pengawal 1.
Pengawal 1: “Cewek!”
Dhea : “Up date status ah. Aku digodain
pengawal.”
Pengawal 2: “Dhea Semut digodain
pengawal.”
Dhea : “Aku Dhea Semut.”
Pengawal 1: “Mana
pengawalnya?”
Putri : “Pangeran, nelpon gak pernah SMS gak
pernah.”
Pangeran: “Aku udah ada
yang baru.”
Putri : “Apa? Lo gue end!” (lari meninggalkan
Pangeran dan mengadu kepada Raja dan Ratu Sya’ali)
Raja : “Septian! Kenapa kamu buat Putri
Mangkalaya menangis? Jangan nangis ya Putri.”
Pangeran:
“Aku cuma, eummpptt cuma . . .”
Katty : “Stop! Stop! Stop! Aku pernah ngedenger cerita
tentang Kerajaan Sya’ali. Di sana diceritakan
bahwa harus ada seseorang yang menyelamatkan Kerajaan Sya’ali agar berdamai
dengan Indonesia.”
Ratu : “Benarkah? Jadi kalian adalah makhluk
masa depan?”
Dhea : “Tidak. Kita adalah bangsa Indonesia
ter- up to date, asli hidup di tahun 2012.”
Lady : “Benar. Justru kitalah yang masuk ke
dalam Kerajaan Sya’ali, yang ada sejak puluhan abad yang lalu.”
Cimi : “Semoga dengan kedatangan kita di
sini. Manusia Bumi dan semua penghuni Kerajaan Sya’ali dapat berdamai.”
Pangeran:
“Jadi kita dapat bersatu?”
Cimi : “Hah, maksudnya? Aku gak mau gara-gara
aku hubungan kamu dan Putri Mangkalaya jadi retak.” (sambil menyatukan Pangeran
dan Putri)
Semua : “Putri maafin pangeran ya.”
Putri : (mengangguk dengan semangatnya)
Ratu : “Yasudah, bagaimana kalau sekarang kita
menyanyikan sebuah lagu tanda perdamain kita.”
Pangeran:
(Solo vocal) Indonesia Pusaka.
Semua : (Puisi berantai) diiringi lagu Benderaku.
˜™SELESAI˜™
Drama ini aku mainkan saat kelas XI bersama teman-teman REIGA (Republik Ipa Tiga) ^^