Sabtu, 20 Oktober 2012

Kerajaan Sya'ali


Karya Echi Qirey Smith

Ronde 1
        Sepulang sekolah, Cimi, Lady Gagak, Katty Peot, dan Dhea Semut bermain petak umpet.
(Hom pim pah ala ayum gambreng, Bu Ipah pake baju rombeng)
Lady       : “Yee Cimi yang jaga.”
Dhea      : “Hitung sampe tiga ya!”
Katty     : “Jangan lupa untuk menghitungnya  menggunakan bahasa Sya’ali oke!”
Cimi        : “Oke. Sapatupu, dupuapa, tipigapa. Lady Gagak, Katty Peot, Dhea Semut, dimana kalian? Huh, selalu saja aku yang jaga. Mana harus menggunakan bahasa Sya’ali lagi. Bikin ribet aja deh, ini kan dunia nyata. Gak mungkin ada Kerajaan Sya’ali. Dasar kamseupay!”
               Saat Cimi mencari teman-temannya, dengan tidak sengaja ia menemukan seorang anak laki-laki yang menggunakan pakaian ninja dari kain batik.
Cimi        : “Kamu siapa?”
Septian  : (mencoba berlari karena ketakutan)
Cimi        : “Tunggu! Aku Cimi, kamu siapa?”
Pangeran: “Apakupu Papangeperapan Sepeptipiapan.”
Cimi        : “Jadi, kamu?”
Pangeran: “Ipiyapa, apakupu Papangeperapan daparipi Keperapajapapan Syapa’apalipi.” (melihat jam) “Apakupu haparupus pepergipi.” (tak sengaja menjatuhkan suatu benda).
Cimi        : “Apa ini? Ini kan benda menuju Kerajaan Sya’ali.” (melihat sekeliling untuk mencari anak laki-laki tadi yang menjatuhkan benda itu)
               “Loh, kemana cowok tadi? Aku coba kasih mantra ah, Sya’ali sya’ali kiwww Cimi Cimi Cimi.”
               Setelah mengucapkan mantra itu, Cimi pun memasuki batikholl. Sementara itu, Lady Gagak, Katty Peot, dan Dhea Semut keluar dari tempat persembunyiannya, karena Cimi tak kunjung menemukan mereka.
Lady       : “Yaelah…mana sih si Cimi? Kok gak nyari kita sih.”
Katty     : “Iya nih, padahalkan kita udah nunggu dia ampe lumutan gini. Please dech.”
Dhea      : “Yaudah, mending sekarang kita pulang aja. Udah sore juga kan. Pasti ortu kita di rumah pada kangen sama kita.”

Ronde 2    
Cimi sudah berada di tempat asing setelah selesai melewati batikholl.
Cimi        : “Wow, dimana ini? Kok aku jadi pake baju batik gini sih?”
            Saat Cimi sedang kebingungan, tiba-tiba datanglah seorang Raja dan Ratu menghampiri Cimi.
Raja       : “Hey! Siapa kamu?”
Cimi        : “Aku, aku, . . .” (sang Ratu memotong pembicaraan Cimi)
Ratu       : “Pasti kamu manusia Bumi, iya kan?”
Cimi        : “Aku, aku, . . .”
Raja       : “Pengawal! Tangkap manusia bumi ini!”
Ratu       : “Jangan! Biarkan dia menikmati kerajaan kita.”
Raja       : “Ah, sudahlah! Tangkap dia pengawal!”
Pengawal: “Siap Paduka Raja.”
               Cimi pun diasingkan ke sebuah tempat. Tiba-tiba, datanglah Pangeran.
Pangeran: “Cimmiiiii…”
Cimi        : “Papangeperapan Sepeptipiapan, topolopongipin apakupu.”
Pangeran: “Cimi, kamu gak usah ngomong pake bahasa gitu. Aku ke sini untuk menyelamatkanmu.”
Cimi        : “Benarkah?”
Pangeran: “Iya.”
Cimi        : “Pangeran, aku harus pulang. Tapi aku gak tau gimana caranya.”
Pangeran: “Kamu akan pulang?”
               (Cimi pun mengannguk lesu). “Tapi janji ya, kamu akan main lagi ke sini. Kamu tinggal pake mantra tadi aja. Tapi di akhirnya ditambah kata ‘balik yuk’.”
Cimi        : “Aku janji bakalan maen lagi ke sini. Hmmmppt,,, makasih Pangeran, kamu sungguh baik. Sya’ali Sya’ali kiwww ballik yuk Cimi Cimi Cimi.”
Pangeran: “Cimmmmiiiii tanpamu aku galau.”
Putri       : (datang dengan tiba-tiba) “Pangeran! Kamu tega ngelakuin itu semua di belakangku. “
Pangeran: “Ngelakuin apa Putri?”
Putri       : “Alah, jangan sok gatau deh kamu! Aku ngeliat itu semua dengan mata kepalaku sendiri.” (mulai terisak)
Pangeran: “Tapi Putri, aku bisa jelasin itu semua.”
Putri       : “Gak perlu!” (lari meninggalkan Pangeran Septian)
Pangeran: “Putri, tunggu aku!” (mengejar Putri)
            Di singgasana Kerajaan Sya’ali, Raja dan Ratu sedang benbincang-bincang perihal gadis bumi yang masuk ke kerajaan mereka.
Raja       : “Dasar manusia bumi, dia lolos dari kerajaan kita begitu saja.”
Pengawal 1: “Tadi kami melihat manusia bumi itu diselamatkan oleh Pangeran Septian, Paduka Raja.”
Raja       : “Apa? Kenapa kalian tidak menangkap mereka.”
Pengawal 2: “Maaf Paduka Raja, saat kami berlari mendekatinya. Manusia bumi itu telah menghilang.”
Raja       : “Aku takut anakku akan membangkang gara-gara manusia bumi itu.”
Ratu       : “Sudah, tenangkan dirimu suamiku. Lagi pula kita masih punya Putri Mangakalaya yang bisa menenangkan kegalauan anak kita.“
Raja       : “Terima kasih istriku. Tapi aku sangat ingin untuk menyakiti makhluk bumi.”
Pengawal 1: “Memangnya kenapa kok Paduka Raja  sangat ingin menyakiti makhluk bumi?”
Pengawal 2: “Iya paduka. Padahal mereka tidak salah apa-apa.”
Raja       : “Jelas-jelas salah, karena manusia bumi tidak mengakui batik. Saat itu di Bumi terjadi peperangan yang sangat menggegerkan Jagad Raya. Yaitu peperangan  Indonesia Belanda. Belanda menjajah Indonesia dan memaksa Bangsa Indonesia untuk tidak mengakui keberadaan batik yang merupakan warisan termahal dunia. Alhasil, kejadian ini sangat mempengaruhi perdamaian dunia. Dan seluruh makhluk Bumi tidak mengakui keberadaan batik.”
Pengawal 2: “Lalu apalagi yang terjadi paduka?”
Raja       : “Bersabarlah pengawal. Aku lupa. Coba ceritakan kelanjutannya istriku.”
Ratu       : “Ya, pada saat itu kami yang tetap mengakui keberadaan batik sehingga diberi peringatan oleh Belanda. Namun kami tetap mempertahankan batik. Sampai akhirnya kami di asingkan ke suatu tempat yang sekarang menjadi Kerajan Sya’ali ini.”
Raja       : “Stop Ratu Sya’ali! Terlalu sakit untuk membayangkan itu semua.”
               (Raja pun pergi dengan meninggalkan Ratu)
Ratu       :” Raja Sya’ali! Tunggu aku!”
Pengawal 1: ”Ratu, akankah kau menceritakannya kembali sampai aku terlelap tidur seperti temanku itu?” (sambil menunjuk Pengawal 2 yang sudah terlelap tidur)
Ratu       : “Tidak, memangnya saya dibayar untuk menceritakan sebuah cerita agar kamu terlelap tidur apa?”
Pengawal 1: “Ayolah Ratu. Sekali ini saja!”
Ratu       : “No, aku harus mengejar suamiku.”
Pengawal 1: “Yasudah kalau begitu, aku ikut Ratu.”
Pengawal 2: (terbangun) “Loh, kemana mereka?”
Pengawal 1: “Hey sini! Peran kita sudah habis di ronde kedua.”
Pengawal 2: “Yah,,padahal aku masih senang menjadi pusat perhatian penonton.”

Ronde 3
         Lady Gagak, Katty Peot, dan Dhea Semut sedang facebookan di taman. Tiba-tiba datanglah Cimi.
Cimi        : “Morning guys.”
Lady       : “Ngapain kamu ke sini?”
Dhea      : “Mau minta maaf gara-gara kemarin ninggalin kita?”
Cimi        : “Aku, . . .”
Katty     : “Atau sekarang kamu mau ngajak kita maen kaya kemaren, terus kamu ninggalin kita lagi?”
Cimi        : “Please dengerin aku. Kemaren aku pergi ke Kerajaan Sya’ali. Dan sekarang aku mau ngajak kalian main ke sana.”
Lady       : “Hello, ini kan dunia nyata mana mungkin ada Kerajaan Sya’ali.”
Katty     : “Wow, benarkah? Aku pengen ke sana.”
Dhea      : “Katty Peot. Jangan dengerin Cimi, dia itu tukang ngayal.”
Lady       : “Iya. Ayo kita pergi jangan sampai kita percaya sama hayalan dia.”
Cimi        : “Hey, lihatlah buktinya. Aku berubah jadi menggunakan pakaian batik. Kenapa mereka marah? Apa salah aku? Sya’ali sya’ali kiwww Cimi Cimi Cimi.”
            Cimi pun pergi ke Kerajaan Sya’ali untuk menghilangkan kegalauannya. Namun, ia merasa ada yang mengikutinya dari belakang.
Cimi        : “Kayaknya ada yang ngikutin aku deh. (nengok ke belakang). Loh? Kok gak ada sih. “
Lady       : “Aww sakit.” (kakinya tersandung).
Katty     : “Sssstttt! Jangan berisik, nanti ketahuan Cimi.”
Cimi        : (nengok ke belakang) “Hayoo, kalian ngikutin aku ya?”
Dhea      : “Iya Cimi, maafin kita ya yang udah nggak percaya sama kamu.”
Cimi        : “Hmmptt gimana ya?”
Lady       : “Ayo dong, maafin kita ya. Please….”
Cimi        : “Oke deh.” (lalu memanggil Pangeran) “Pangeran. . .”
Pangeran: “Iya.”
Cimi        : “Ada yang baru loh.”
Pangeran: “Apa?”
Cimi        : “Tapi kamu jangan marah ya, aku bawa temen-temen aku ke sini.”
               Lady Gagak, Katty Peot, dan Dhea Semut pun berkenalan dengan Pangeran Septian. Ketika Pangeran Septian sedang mengobrol dengan Cimi dan teman-temannya, tiba-tiba datang Pengawal 1.
Pengawal 1: “Cewek!”
Dhea      : “Up date status ah. Aku digodain pengawal.”
Pengawal 2: “Dhea Semut digodain pengawal.”
Dhea      : “Aku Dhea Semut.”
Pengawal 1: “Mana pengawalnya?”
Putri       : “Pangeran, nelpon gak pernah SMS gak pernah.”
Pangeran: “Aku udah ada yang baru.”
Putri       : “Apa? Lo gue end!” (lari meninggalkan Pangeran dan mengadu kepada Raja dan Ratu Sya’ali)
Raja       : “Septian! Kenapa kamu buat Putri Mangkalaya menangis? Jangan nangis ya Putri.”
Pangeran: “Aku cuma, eummpptt cuma . . .”
Katty     : “Stop! Stop! Stop! Aku pernah ngedenger cerita tentang Kerajaan Sya’ali. Di sana diceritakan bahwa harus ada seseorang yang menyelamatkan Kerajaan Sya’ali agar berdamai dengan Indonesia.”
Ratu       : “Benarkah? Jadi kalian adalah makhluk masa depan?”
Dhea      : “Tidak. Kita adalah bangsa Indonesia ter- up to date, asli hidup di tahun 2012.”
Lady       : “Benar. Justru kitalah yang masuk ke dalam Kerajaan Sya’ali, yang ada sejak puluhan abad yang lalu.”
Cimi        : “Semoga dengan kedatangan kita di sini. Manusia Bumi dan semua penghuni Kerajaan Sya’ali dapat berdamai.”
Pangeran: “Jadi kita dapat bersatu?”
Cimi        : “Hah, maksudnya? Aku gak mau gara-gara aku hubungan kamu dan Putri Mangkalaya jadi retak.” (sambil menyatukan Pangeran dan Putri)
Semua    : “Putri maafin pangeran ya.”
Putri       : (mengangguk dengan semangatnya)
Ratu       : “Yasudah, bagaimana kalau sekarang kita menyanyikan sebuah lagu tanda perdamain kita.”
Pangeran: (Solo vocal) Indonesia Pusaka.
Semua    : (Puisi berantai) diiringi lagu Benderaku.


˜SELESAI˜

Drama ini aku mainkan saat kelas XI bersama teman-teman REIGA (Republik Ipa Tiga) ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar